Minggu, 30 Desember 2012
Kamis, 27 Desember 2012
Harga Burung di Jabotabek 2012
Sebagian besar pedagang burung di kawasan Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi (Jabodetabek) mengatakan harga burung sepanjang tahun 2012 cenderung lebih stabil daripada tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, untuk beberapa jenis burung tertentu, mengalami kenaikan atau penurunan harga namun tidak begitu signifikan.
Kepopularan pleci di kawasan Jabodetabek sepertinya hanya bertahan pada medio 2012 saja. Hal ini dialami oleh beberapa penjual burung di wilayah Jabodetabek. Para pedagang burung di Blok E Pasar Kebon Kembang Kota Bogor, dan Pasar Empang, misalnya, mengalami penurunan penjualan pleci.
Perlu diketahui, tren penurunan penjualan pleci tidak dijumpai di beberapa wilayah Jawa lainnya, baik di DIY, Jateng, maupun Jatim, sebagaimana pernah diberitakan omkicau.com dalam artikel Fenomena pleci: Pasang surut sepanjang tahun 2012.
Kondisi pleci berkebalikan dari gelatik wingko yang justru mengalami peningkatan permintaan, sekaligus kenaikan harga, di beberapa wilayah seperti Bogor, Cibinong, dan Depok. Hal ini konkruen dengan makin maraknya lomba yang membuka kelas gelatik wingko.
Bakalan gelatik wingko yang beberapa bulan sebelumnya hanya dibanderol seharga Rp 60.000. Sekarang sudah naik menjadi Rp 100.000 per ekor. Kenaikan harga gelatik wingko juga diakui Ian Tailor, pedagang burung di Blok E Pasar Kebon Kembang Kota Bogor.
“Pasaran gelatik wingko sedang naik, karena makin banyak kicaumania yang ingin memeliharanya. Kenari juga mengalami peningkatan penjualan, meski harganya tetap stabil.,” tutur Kang Ian.
Sementara itu, harga pasaran untuk burung kacer, cucak hijau, anis merah, dan lovebird cenderung tidak menentu atau tergantung kondisi pasaran. Akibatnya, harga yang disurvai omkicau.com berbeda-beda di setiap pedagang burung.
Berikut ini daftar harga burung yang berhasil saya himpun dari beberapa pedagang burung di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya (data dibuat pada 16 Desember 2012).
Anis Kembang | Dewasa | Rp 400.000 – 500.000 |
Anis Merah | Dewasa | Rp 800.000 – 2.000.000 |
Beo Jawa | Anak / Muda | Rp 550.000 – 700.000 |
Beo Jawa | Dewasa | Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 |
Beo Nias | tidak diperdagangkan | |
(satwa dilindungi UU) | ||
Blackthroat | Rp 1.250.000 – 1.750.000 | |
(tergantung kondisi) | ||
Branjangan | Rp 150.000 – Rp 300.000 | |
Ciblek | Tangkapan hutan | Rp 25.000 – Rp 35.000 |
Ciblek | Lolohan | Rp 60.000 – 70.000 |
(Pasar Merdeka) | ||
Ciblek Dada Kuning | Dewasa | Rp 75.000 – Rp 250.000 |
Ciblek Dada Putih | Dewasa | Rp 130.000 – Rp 300.000 |
Cipo / Sirpu | Anakan | Rp 80.000 |
Cipo / Sirpu | Dewasa tangkapan hutan | Rp 60.000-Rp 70.000 |
Cucak Gunung/Wilis | Rp 40.000 – Rp 50.000 | |
Cucak Hijau | Bakalan | Rp 250.000 – 350.000 |
Cucak Hijau | Dewasa Bakalan | Rp 500.000 – 600.000 |
Cucak Hijau | Dewasa | Rp 800.000 – 1.800.000 |
(tergantung kondisi) | ||
Cucak Hijau Mini | Rp 400.000 – 450.000 | |
Cucak Jenggot | Rp 150.000 – Rp 400.000 | |
Decu | Rp 300.000 | |
Gelatik Batu | Rp 100.000 – Rp 350.000 | |
Hwamei / Wambie | Rp 1.500.000-2.000.000 | |
(stok kosong) | ||
Jalak Hongkong | Rp 1.500.000 | |
Jalak Kebo | Dewasa | Rp 80.000 – Rp 135.000 |
Jalak Nias | Dewasa | Rp 125.000 – Rp 200.000 |
Jalak Putih | Rp 1.200.000 – Rp 1.500.000 | |
Jalak Putih Hongkong | Rp 1.500.000 | |
Jalak Suren | Dewasa | Rp 500.000 – 750.000 |
Jalak Suren Malaysia | Rp 250.000 – 300.000 | |
Kacer | Rp 250.000 – Rp 700.000 | |
Kacer Jabar | Tangkapan Hutan | Rp 200.000-Rp 250.000 |
Kacer Jatim | Dada hitam | Rp 600.000 – 800.000 |
Kapas Tembak | Dewasa | Rp 150.000 – 300.000 |
(tergantung kondisi) | ||
Kenari Lokal | Rp 180.000 – 300.000 | |
Kutilang | Rp 40.000 – Rp 60.000 | |
Kutilang | Lolohan | Rp 25.000 |
(Pasar Merdeka) | ||
Kutilang Emas/Sutera | Rp 60.000 – 70.000 | |
Lovebird | Dewasa non-klep | Rp 350.000 – 500.000 |
(tergantung warna) | ||
Lovebird Hijau Standar | Dewasa kacamata | Rp 500.000 – 800.000 |
Murai Borneo / Jambi | belum ada data | |
Murai Lampung | Dewasa MH bakalan | Rp 350.000 – Rp 400.000 |
Murai Lampung | Dewasa | Rp 1.200.000 – Rp 2.000.000 |
Murai Medan | Rp 2.500.000 | |
Murai Nias / Aceh | belum ada data | |
Parkit | Sepasang | Rp 150.000 – Rp 180.000 |
(kondisi ombyokan) | ||
Pentet | Rp 80.000 – Rp 300.000 | |
Pleci Buxtoni Lokal | Rp 20.000 – Rp 25.000 | |
Pleci Dada Abu | Asal Jatim | Rp 50.000 |
(kondisi ombyokan) | ||
Pleci Dada Duning | Asal Jatim | Rp 100.000 – 165.000 |
Pleci Kuning | Bodi besar | Rp 35.000 – 60.000 |
(stok kosong) | ||
Pleci Kuning Lokal | Rp 15.000 – 20.000 | |
(kondisi ombyokan ) | ||
Poksay tompel hongkong | Rp 1.200.000 – 1.800.000 | |
(stok kosong) | ||
Prenjak | Lolohan | Rp 50.000 |
(Pasar Merdeka) | ||
Robin Pancawarna | Rp 350.000 – 500.000 | |
(stok terbatas) | ||
Robin Peking/Mandarin | saat ini kosong | |
Sanger | Rp 700.000 | |
Tledekan Gunung | Rp 300.000 – 350.000 | |
Tledekan Laut | Rp 180.000 – 250.000 | |
Trucukan/Jogjog | Rp 40.000 – Rp 60.000 |
Demikian informasi harga burung di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Bagaimana peluang pleci untuk bertahan di tahun 2013? Apakah fenomenanya akan tergantikan gelatik wingko atau malah makin menanjak popularitasnya? Bagaimana dengan jenis burung lainnya?
Kita lihat saja tahun depan. Semoga bermanfaat.
"Beras Cerdas" Untuk Warga Miskin
Dosen Temukan "Beras Cerdas" untuk Warga Miskin
Jember - Sebanyak 490 warga miskin di Kecamatan Jelbuk dan Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis, 27 Desember 2012, menerima bantuan beras tiruan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Timur dan Universitas Jember."Beras cerdas buatan ahli dari Unej ini kami proyeksikan menggantikan beras biasa untuk warga miskin (raskin)," kata Kepala Bidang Penganekaragaman BKP Jawa Timur, Priyanto.
Menurut Priyanto, Badan Ketahanan Pangan Pusat (Kementerian Pertanian), dan BKP Jawa Timur telah mendirikan empat pabrik beras cerdas di Kabupaten Jember, Ponorogo, dan Blitar dengan kapasitas produksi 2 ton per hari. "Kami ingin beras cerdas ini juga untuk mendidik konsumen terbiasa mengkonsumsi makanan pokok non-beras," ujarnya.
Penemu beras cerdas yang juga dosen Universtas Jember, Achmad Subagio, mengatakan bahwa kerja sama dengan DKP Jawa Timur itu sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi Indonesia kaya akan potensi pangan alternatif pengganti beras, seperti ubi kayu atau singkong, sagu, ubi jalar, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan jagung.
"Kami berharap usaha dan kerja sama ini mendapat dukungan luas agar Indonesia bebas dari ketergantungan impor di bidang pangan," ucapnya.
Pertengahan 2011 lalu, Subagio berhasil menciptakan beras tiruan yang kemudian disebut sebagai beras cerdas dari bahan tepung singkong, atau yang disebut sebagai modified cassava flour (Mocaf). Doktor lulusan Osaka Prefecture University, Jepang, itu memaparkan bahwa beras buatannya memiliki lima kecerdasan.
Di antaranya berbahan baku lokal, yakni Mocaf dan bahan alami lain yang bisa diperoleh di berbagai daerah di Indonesia, seperti sayuran. Proses pembuatannya sederhana dan bisa diproduksi secara massal oleh industri besar dan kecil, seperti usaha kecil dan menengah (UKM). Memasaknya pun seperti memasak beras atau mi instan yang bisa menggunakan dengan rice cooker atau panci masak.
Selain itu, juga cerdas dalam pemanfaatan kesehatan serta untuk tujuan pembangunan nutrisi, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.
Beras cerdas bisa dikombinasikan dengan bahan lain agar bisa disesuaikan dengan selera, juga kebutuhan konsumsi karbohidrat secara umum dan kebutuhan khusus. Misalnya, untuk kebutuhan khusus masyarakat yang rawan gizi atau mengalami gizi buruk, beras cerdas bisa ditambah dengan sumber protein lain, seperti yodium dan zat besi.
"Begitu juga untuk penderita kolesterol atau diabetes, autis, serta ibu hamil dan menyusui, dengan mudah ditambahkan unsur yang dibutuhkan dan diambilkan dari bahan lokal juga. Begitu juga untuk ibu hamil dan menyusui bisa ditambahkan sayur katu, dan sayuran lain yang banyak mengandung asam folat," ucap Subagio.
Subagio menyatakan bahwa beras cerdas memiliki kandungan gizi yang lebih dibandingkan beras biasa. Selain kandungan karbohidrat dari tepung Mocaf, juga beras, ditambah bahan-bahan alami lain yang mengandung protein, antioksidan, vitamin, dan mineral. Apalagi 25 sampai 30 persen beras cerdas ini bahannya juga dari beras padi.
(tempo/27/12/12)Menurut Priyanto, Badan Ketahanan Pangan Pusat (Kementerian Pertanian), dan BKP Jawa Timur telah mendirikan empat pabrik beras cerdas di Kabupaten Jember, Ponorogo, dan Blitar dengan kapasitas produksi 2 ton per hari. "Kami ingin beras cerdas ini juga untuk mendidik konsumen terbiasa mengkonsumsi makanan pokok non-beras," ujarnya.
Penemu beras cerdas yang juga dosen Universtas Jember, Achmad Subagio, mengatakan bahwa kerja sama dengan DKP Jawa Timur itu sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi Indonesia kaya akan potensi pangan alternatif pengganti beras, seperti ubi kayu atau singkong, sagu, ubi jalar, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan jagung.
"Kami berharap usaha dan kerja sama ini mendapat dukungan luas agar Indonesia bebas dari ketergantungan impor di bidang pangan," ucapnya.Pertengahan 2011 lalu, Subagio berhasil menciptakan beras tiruan yang kemudian disebut sebagai beras cerdas dari bahan tepung singkong, atau yang disebut sebagai modified cassava flour (Mocaf). Doktor lulusan Osaka Prefecture University, Jepang, itu memaparkan bahwa beras buatannya memiliki lima kecerdasan.
Di antaranya berbahan baku lokal, yakni Mocaf dan bahan alami lain yang bisa diperoleh di berbagai daerah di Indonesia, seperti sayuran. Proses pembuatannya sederhana dan bisa diproduksi secara massal oleh industri besar dan kecil, seperti usaha kecil dan menengah (UKM). Memasaknya pun seperti memasak beras atau mi instan yang bisa menggunakan dengan rice cooker atau panci masak.Selain itu, juga cerdas dalam pemanfaatan kesehatan serta untuk tujuan pembangunan nutrisi, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.Beras cerdas bisa dikombinasikan dengan bahan lain agar bisa disesuaikan dengan selera, juga kebutuhan konsumsi karbohidrat secara umum dan kebutuhan khusus. Misalnya, untuk kebutuhan khusus masyarakat yang rawan gizi atau mengalami gizi buruk, beras cerdas bisa ditambah dengan sumber protein lain, seperti yodium dan zat besi.
"Begitu juga untuk penderita kolesterol atau diabetes, autis, serta ibu hamil dan menyusui, dengan mudah ditambahkan unsur yang dibutuhkan dan diambilkan dari bahan lokal juga. Begitu juga untuk ibu hamil dan menyusui bisa ditambahkan sayur katu, dan sayuran lain yang banyak mengandung asam folat," ucap Subagio.Subagio menyatakan bahwa beras cerdas memiliki kandungan gizi yang lebih dibandingkan beras biasa. Selain kandungan karbohidrat dari tepung Mocaf, juga beras, ditambah bahan-bahan alami lain yang mengandung protein, antioksidan, vitamin, dan mineral. Apalagi 25 sampai 30 persen beras cerdas ini bahannya juga dari beras padi. (tempo/27/12/12)
Bagamana menurut Anda Tentang Artikel ini?
Rabu, 26 Desember 2012
Selasa, 25 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)